Based on the data we get from various sources that every two minutes a woman in the world die from cervical cancer," said Dr. Erik Kasmara SPOG. According to him, cervical cancer in Indonesia, including most cancers strike women reached 34.4%.Jakarta - Melahirkan normal menjadi keinginan bagi setiap wanita dan calon ibu. Jika tak ada kendala atau risiko tertentu, dokter pun biasanya menyarankan untuk melahirkan dengan bagi ibu hamil yang memiliki miopia dengan minus tinggi, dokter kandungan biasanya akan menyarankan berkonsultasi dahulu ke spesialis mata. Sebab hal ini bisa menjadi risiko dan disebut bahwa wanita dengan minus tinggi tak bisa melahirkan dengan normal. Bagaimana faktanya?"Sebenarnya untuk indikasi miopia minus tinggi itu ibu masih dikasih kesempatan untuk persalinan normal. Kondisinya relatif tergantung ibu, dikatakan batas minus 6. Tapi ada juga yang minusnya lebih tinggi tetap bisa melahirkan normal, tergantung dari saran dokter mata," kata spesialis kandungan dan kebidanan dari RS Pondok Indah, dr Eric Kasmara, SpOG dalam webinar, Kamis 18/6/2020. dr Eric menjelaskan, bagi ibu hamil dengan minus di atas 6 apabila ingin melahirkan normal akan disarankan untuk konsultasi lebih dahulu ke dokter spesialis mata. Dokter mata kemudian akan melihat risiko retina detached atau kerusakan retina. Apabila dikatakan aman, maka bisa dilakukan persalinan normal."Kalau lasik sebetulnya sesuatu yang berbeda karena targetnya kornea. Kecembungan kornea dimodifikasi tapi kecembungan bola mata dan lensa tetap ada, minusnya tetap tinggi. Jadi harus konsultasi ke dokter spesialis mata, kalau dikatakan risiko kecil bisa lanjut konsultasi ke dokter kandungan baiknya seperti apa," pungkas dr Eric. Simak Video "Cerita Dokter Soal Greysia Polii yang Tunda Kehamilan Demi Olimpiade" [GambasVideo 20detik] kna/kna
0Thread (s) Re: DSOG/Obgyn di Jakarta. @ Hidden Content Dokter fetomaternal perempuan yang aku tahu itu dr. Eva Roria Silalahi di RS Hermina Ciputat. Temen2ku yang kontrol ke spog di Premier Bintaro pun pas perlu ke Fetomaternal dirujuk ke dia di Hermina Ciputat. Katanya dia praktek juga di Brawijaya Hospital.
Jakarta - Miom memang tidak harus selalu diangkat, tapi jika memicu perdarahan berlebihan, utamanya saat menstruasi, opsinya tentu harus diangkat. Jika tidak, bisa meningkatkan risiko anemia parah."Saya ada pasien dengan miom sebesar 10 cm, dia nggak mau operasi. Padahal saat dia menstruasi itu jadinya berlebihan darahnya. Dalam setahun harus tiga kali transfusi," tutur dr Eric Kasmara, SpOG dari Rumah Sakit Pondok Indah Puri Indah, dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu 2/12/2015.Jika miom penyebab perdarahan tidak diangkat, sambung dr Eric, mungkin tubuh akan mengadaptasi. Namun jika sampai menyebabkan anemia parah, maka risiko kesehatan lainnya menghantui, karena bisa terjadi gagal jantung. "Jantung kan harus pompa darah, mengangkut oksigen. Kalau Hb rendah, jantung tentu ngos-ngosan, dipaksa kerja keras jadi ngap-ngapan. Anemia nggak boleh dibiarkan," sambung ayah tiga anak juga Miom di Rahim Bisa Sebabkan Menstruasi Panjang dan Banyak Apakah miom bisa menghilang dengan sendirinya? Menurut dr Eric, secara teori itu sulit terjadi. Beda halnya jika miom mengecil, masih ada kemungkinannya."Miom itu ada yang estrogen dependent dan non estrogen dependent. Yang estrogen dependent, karena pengaruh estrogen tentu bisa bertambah besar. Kadang sudah dioperasi saja bisa tumbuh di tempat lain," papar dr miom tersebut termasuk estrogen dependent maka pada saat seorang perempuan memasuki masa menopause, bisa mengecil. Sebaliknya jika termasuk non estrogen dependent, meski sudah menopause tapi miom tetap saja bisa bertambah besar."Miom kadang nggak ketahuan karena nggak ada keluhan. Karena nggak ada keluhan jadi nggak menyadari dan nggak pernah kontrol. Saat USG baru ketahuan. Kalau membahayakan diangkat saja, kalau tidak ya tidak perlu," kata dr juga Muncul Flek di Celana, Apakah Tanda Kondisi Serius? vit/up
DrEric Kasmara, mengatakan bahwa HPV mudah ditularkan melalui kontak kulit kelamin, dan setiap wanita yang berisiko terinfeksi oleh HPV yang dapat memicu kanker serviks. HPV tidak hanya menyerang wanita dewasa, tetapi juga mampu menginfeksi bayi melalui ibu yang terinfeksi nya. Dr. dr. Junita Indarti, SpOG (K),
Jakarta - Beberapa orang beranggapan setelah menikah, perempuan jadi memiliki siklus menstruasi yang lebih teratur ketimbang sebelumnya. Padahal menurut dokter, menikah dan siklus haid tidak ada Eric Kasmara, SpOG dari Rumah Sakit Pondok Indah Puri Indah mengatakan usia perempuan mendapatkan menstruasi pertama kali biasanya 12-16 tahun. Namun akhir-akhir ini, usia menstruasi pertama kali cenderung lebih muda. Di mana perempuan usia 9-10 tahun sudah mendapatkan menstruasi pertama seorang perempuan, sambung dr Eric, terkait dengan fungsi hipotalamus yang mengontrol kerja kelenjar pituitari atau hipofisis. Hipofisis ini bertugas menyekresikan hormon dan memengaruhi kerja hormon yang dihasilkan kelenjar lain di dalam tubuh. Baca juga Miom di Rahim Bisa Sebabkan Menstruasi Panjang dan Banyak Nah, interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium disebut sebagai sumbu hipotalamus-hipofisis-ovarium atau HPO. Sumbu HPO itulah yang memengaruhi siklus menstruasi seseorang. Di awal-awal menstruasi pertama, sumbu HPO masih belum seimbang. Inilah yang menjawab pertanyaan haid di masa-masa awal bisa ada gangguan."Gangguannya bisa menoragia atau haid berkepanjangan dan intermenstrual bleeding. Ini karena awal-awal sumbu HPO masih belum stabil," jelas dr Eric dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu 2/12/2015.Menurut dr Eric, umumnya perempuan menikah di usia 25 tahun ke atas. Nah, di usia ini, biasanya sumbu HPO sudah lebih stabil."Jadi kalau ada yang bilang menikah bikin menstruasi lebih teratur, itu lebih karena usia saat menikah sudah lebih matang. Meskipun memang di usia 30 tahun-an bukan berarti nggak bisa mengalami intermenstrual bleeding," sambung dr dia, perempuan sangat kompleks. Ketidakseimbangan hormon sedikit saja bisa membuat siklus maupun durasi menstruasi berantakan. Karena itu dr Eric menyebut di tubuh perempuan ibarat ada orkestra. Untuk membuat penampilan yang sempurna, butuh keselarasan banyak juga Ini Risikonya Jika Miom Pemicu Perdarahan Tak Diangkat vit/up
KoranSINDO menerbitkan KORAN SINDO - 06 Juli 2020 - JAGA KESEHATAN USIA MUDA pada 2021-08-02. Bacalah versi online KORAN SINDO - 06 Juli 2020 - JAGA KESEHATAN USIA MUDA tersebut. Download semua halaman 1-16.
Jakarta - Menstruasi atau haid dalam rentang waktu yang panjang terkadang memang mengkhawatirkan. Apalagi jika berkepanjangannya sangat ekstrem, misalnya menstruasi selama dua minggu dan bahkan lebih."Haid berkepanjangan disebut sebagai menoragia. Penyebabnya beraneka macam. Namun pertamanya harus dipastikan perempuan tersebut hamil atau tidak," tutur dr Eric Kasmara, SpOG dari Rumah Sakit Pondok Indah Puri Indah, dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu 2/12/2015.Siklus haid sendiri bisa berlangsung antara 21-35 hari. Namun rata-rata perempuan memiliki siklus haid 25-30 hari. Jika siklusnya lebih dari 35 hari, sehingga dalam setahun terjadi kurang dari 12 kali menstruasi maka disebut oligomenorea. Sedangkan jika siklusnya sangat pendek sehingga terjadi lebih dari 12 kali menstruasi dalam setahun disebut sebagai polimenorea. Baca juga Nggak Hamil Tapi Haid Datang Terlambat? Ini 5 Kemungkinan PenyebabnyaSelain itu ada juga perempuan yang tidak rutin menstruasi setiap bulan, yang mana kondisi itu disebut sebagai amenorea. Mereka yang tidak mengalami menstruasi tiga kali berturut-turut termasuk dalam kategori amenorea sekunder. Sedangkan perempuan di atas 16 tahun yang belum mendapatkan menstruasi, kondisi ini disebut sebagai amenorea Eric menjelaskan jumlah darah yang keluar pada saat haid sekitar 20-60 cc atau ditandai dengan bergantinya pembalut dalam sehari antara 2 hingga 4 kali. "Tapi harus dipastikan saat ganti pembalut itu, pembalutnya memang sudah penuh. Karena ada orang yang risih, sehingga tiap kali buang air kecil dia berganti pembalut," aliran darah yang keluar berlebihan, katakanlah lebih dari 60 cc atau bahkan 80 cc, maka yang terjadi adalah perdarahan berat. Ini termasuk apa penyebab menstruasi berkepanjangan? Apakah ini terjadi tiba-tiba dan apakah kondisi ini selalu menjadi pertanda kondisi kesehatan yang serius? Semua akan terjawab dalam ulasan khas detikHealth kali ini tentang serba-serbi menstruasi berkepanjangan. Jangan lewatkan juga Mengatasi Nyeri Punggung Saat Menstruasi vit/up
SubKomite Etika dan Disiplin Profesi : Ketua : dr ARIFIN, Sp.PD. Anggota : dr ANNANG GIRI MOELYO, Sp.A(K),M.Kes. dr ERIC EDWIN YULIANTARA, Sp.OG
Jakarta - Beberapa perempuan yang menggunakan IUD atau alat KB spiral mengatakan masa haidnya jadi lebih panjang. Mengapa bisa demikian?dr Eric Kasmara, SpOG dari Rumah Sakit Pondok Indah Puri Indah menjelaskan IUD yang bentuknya menyerupai huruf T dipasang di dalam rahim. Karena IUD ini merupakan benda asing, maka endometrium selalu dalam keadaan gelisah. Ini menyebabkan terjadi inflamasi atau peradangan."Peradangan ini bukan karena ada bakteri tapi karena ada benda asing itu tadi. Jadi sel darah putih berkutat di sekitar endometrium karena berusaha menyerang benda asing itu," terang dr Eric dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu 2/12/2015. Baca juga Keguguran Tak Disadari Bisa Dikira Menstruasi BerkepanjanganAkibat inflamasi atau peradangan, maka lebih rentan berdarah. Ini makanya, setelah menstruasi, beberapa perempuan yang menggunakan IUD mengatakan munculnya bercak darah di celana dalamnya. Karena itu dia menganggap menstruasinya berlangsung lebih panjang, di mana menstruasi jadi 10-14 hari."Umumnya tubuh kemudian akan beradaptasi, menoleransi keberadaan IUD. Saat ada ibu yang pasang IUD, nggak bisa dibilang pasti nanti berdarah-darah lho. Tubuh kadang perlu adaptasi. Makanya biasanya dicoba enam bulan," tutur ayah tiga anak Eric mengatakan dirinya pernah menemukan pasien yang baru dua bulan meminta IUD dilepas karena keluhan menstruasi berkepanjangan. "Spotting memang bisa terjadi sebagai akibat inflamasi itu. Kalau baru dua bulan dipasang lalu dilepas sebenarnya sayang. Soalnya IUD kan alat KB jangka panjang," juga Menstruasi Berkepanjangan yang Bikin KhawatirDihubungi terpisah, dr Hari Nugroho, SpOG dari RSUD Dr Soetomo Surabaya menjelaskan IUD bekerja dengan memacu peradangan pada rongga rahim. Karena itu salah satu efeknya adalah membuat perdarahan lebih banyak dari biasanya. "Tapi tidak perlu khawatir. Sekitar 90 persen pemakai IUD hanya memanjang menstruasi sekitar 4 bulan pertama, setelah itu rata-rata akan kembali normal," kata dr Hari. vit/up
aNEpO. 10 173 128 460 220 475 382 74 61